Yang menarik perhatian dalam kegiatan ini melibatkan salah satu mahasiswa Institut Kesehatan Hermina, Abel, pemegang sabuk hitam karate, yang juga memiliki spesialisasi dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Abel berhasil menggabungkan keahliannya di bidang olahraga bela diri dengan metode edukatif yang menyenangkan, membuktikan bahwa fisioterapi dan olahraga bisa menjadi jembatan inklusivitas bagi semua anak.

“Kami membawa keilmuan fisioterapi yang dikemas dengan video edukatif dan latihan karate agar anak-anak semangat untuk membangun kepercayaan diri. Kami percaya semua anak punya potensi, tugas kita adalah membuka jalannya,” ujar Ibu Elfi.
Melalui aktivitas seperti stretching, latihan pernafasan, dan latihan karate, anak-anak di SLB Asih Budi tampak antusias dan aktif mengikuti kegiatan. Guru dan beberapa orang tua pun menyambut positif keterlibatan langsung mahasiswa fisioterapi dalam mendampingi proses belajar dan tumbuh anak-anak di lingkungan mereka.

Komitmen Nyata Institut Kesehatan Hermina untuk Pendidikan Inklusif
Institut Kesehatan Hermina terus menanamkan nilai-nilai empati, inklusi, dan kebermanfaatan nyata kepada seluruh civitas akademik. Pengabdian masyarakat ini menjadi bukti bahwa kampus tidak hanya membentuk tenaga kesehatan unggul secara akademik, tetapi juga siap menjadi pelayan masyarakat yang tangguh, adaptif, dan penuh kepedulian.